Menunggu hitam yang berangsur putih_
Hitam perih, yang hitam itu sedih
Sampai menunduk
Dari tadi seperti itu, semula,…
Bahwa tak lain seperti batu
Bahwa tak lain selayak abu
Kotor,..
Tanpa berbagi ruang bersih suci
Caci lalu maki seterusnya pergi
Mengiba, memuja ratapan hampa
Yang selalu memberi
Yang selalu menerima
Sulit tertangkap, sukar terungkap
Oh ternyata dicelah rintihannya, dia menyayat diri membakar sepi
Menunggu hitam tak berangsur putih, pantas sedih?



Komentar
Posting Komentar